Chairil adalah seorang mahasiswa Pasca Sarjana yang sedang menyelesaikan tesisnya yang sekaligus bekerja di sebuah perusahaan sebagai wakil direktur. Pekerjaan dan karir adalah segalanya dan nomer satu.
Karena itu, tak heran kalau ia masih membujang dan tidak memikirkan keinginan beristri. Suatu hari saat berada di perpustakaan kampus, Chairil bertabrakan dengan Mutiara mahasiswi yang membawa buku dengan ditumpuk didepannya. Chairil marah-marah dengan cara Mutiara itu yang menurutnya kampungan, mereka bersitegang sampai akhirnya sadar berada di tempat umum.
Mutiara sendiri adalah mahasiswi Sastra Indonesia tingkat akhir yang cerdas dan pandai bergaul, namun dia belum mempunyai kekasih meskipun banyak teman baik laki maupun perempuan. Satu-satunya sahabat adalah Intan yang kuliah di tempat sama namun berbeda jurusan.
Pertemuannya dengan Chairil membuat Mutiara marah karena harus menghabiskan waktunya dengan bertengkar, padahal ia berada di perpustakaan untuk mencari bahan penulisan skripsinya. Sementara itu, Chairil merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya setelah pertemuan dengan Mutiara.
Ia mulai memikirkan Mutiara dan memutuskan untuk datang lagi ke perpustakaan lagi dengan harapan bisa bertemu dengan gadis itu. Sayangnya, Mutiara tidak muncul sama sekali. Diam-diam Chairil merasa bersalah dan ingin meminta maaf, dia mulai mencari tahu siapa Mutiara dan bertemu dengan Intan.
Intan yang tahu Chairil dari Mutiara langsung tidak menyukainya meskipun pemuda itu menyebut bakal meminta maaf. Intan mengatakan Mutiara sakit hati dengan perlakuan Chairil di perpustakaan itu, ucapan tersebut membuat Chairil makin sulit melupakan Mutiara.
Di tempat kerjanya, Chairil harus menangani klien dari biro iklan yang akan membuat iklan perusahaan. Dalam presentasi itulah Chairil juga merasakan bahwa dirinya salah terhadap Mutiara, ia memperlakukan Mutiara dengan cara kasar dan tidak berpendidikan padahal dirinya adalah seorang wakil direktur dan kandidat doktor.
Chairil kembali mencari Mutiara dan lagi-lagi gagal. Dengan cara yang sama,ia bertemu lagi dengan Intan dan meminta gadis itu membantun untuk bertemu dengan Mutiara. Bahkan seandainya ia harus membayar berapapun untuk menebus kesalahannya, ia akan melakukannya. Saat itulah Mutiara muncul dan mengatakan bahwa dirinya bukan barang yang bisa dibeli dengan uang berapapun jumlahnya.
Baginya, Chairil melakukan hal itu karena perasaannya telah mati akibat hanya tahu bekerja dan tidak pernah mengenal hidup yang sesungguhnya. Tidak cuma itu, Chairil disebut egois dan hidup hanya untuk dirinya alias tidak peduli dengan segala sesuatu disekitarnya.
Setelah membeberkan semua kekesalannya, Mutiara meminta maaf dan segera pergi. Chairil tersinggung berat dan marah, tapi ia tidak bisa mengeluarkan emosinya saat itu juga seperti saat pertama kali bertemu dengan Mutiara karena mulai merasakan kebenaran semua kata-kata Mutiara.
Ia sedang terperangkap dalam dunia kerja yang membuat nuraninya tertutup. Bahkan hatinya tertutup dari seorang perempuan. Untuk pertamakalinya, Chairil jatuh cinta dan memutuskan untuk merubah dirinya sendiri dengan mulai tidak terlalu memikirkan pekerjaan dan karirnya.
Chairil mulai mengejar Mutiara, ia melakukan pendekatan dengan Mutiara dengan cara yang tidak biasa (bahkan untuk orang berpendidikan sekalipun). Chairil mengirim surat cinta karena semua jalan pendekatan kepada Mutiara sepertinya tertutup, dan menitipkan surat tersebut kepada dosen Mutiara yang akan memberi sidang untuk skripsinya.
Apa yang dilakukan Chairil tadinya tidak membuat Mutiara tidak terkesan, tapi suratnya yang datang setiap hari membuat gadis itu luluh. Saat Chairil mengirimkan surat kembali, Mutiara sendiri yang menemui Chairil.
Mutiara bersedia diajak bicara empat mata dengan Chairil dengan syarat tidak menyinggung pekerjaan dan karir. Rupanya, Mutiara mempunyai masa lalu yang tidak terlalu membahagiakan. Kedua orangtuanya bercerai karena sama-sama berambisi dengan pekerjaan dan karir sehingga membuatnya terlantar sebagai anak.
Ia akhirnya besar dan tumbuh bersama Neneknya,satu-satunya orang yang membuatnya mampu mengajari bahwa hidup itu sekali dan singkat yang artinya harus melakukan sesuatu yang bermakna dan tidak perlu menyakiti siapapun. Itulah alasan Mutiara memilih jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia : ia mencintai dirinya sendiri.
Chairil dengan jujur mengatakan ingin berubah dan minta dibimbing Mutiara, ia benar-benar kagum dan bisa jatuh cinta dengan Mutiara. Bahkan, pria itu mulai berani bolos kerja dan mengambil kesempatan untuk melakukan kegiatan lainnya seperti kegiatan sosial. Kebetulan, Mutiara mempunyai tetangga seorang janda dengan anak lelaki kecil berumur 10 tahun yang butuh dukungan moral.
Anak kecil itu selalu diejek teman-temannya bahkan ketika bermain mobil-mobilan sekalipun. Chairil membelikan anak kecil itu sebuah mobil mainan mahal dan bisa berlari kencang. Anak kecil itu bahagia menerima pemberian itu dan meminta Chairil menyaksikannya lomba balap mobil mainan dengan teman-temannya. Chairil bersedia dan saat melihat anak kecil itu menang dan bahagia, Chairil merasa bahwa itulah hidup yang sesunguhnya.
Karena sering bolos kerja, Chairil ditegur langsung oleh direktur dan sempat diceramahi dengan segudang alasan. Chairil tidak menjawab atau membela diri, ia langsung mengatakan bahwa dia mengundurkan diri dari posisinya. Bukan hanya direktur, semua orang dalam perusahaan itu sangat bingung dengan keputusan Chairil.
Tapi Chairil merasa sudah mengambil keputusan yang tepat. Ia ingin membuat dirinya jauh lebih berharga dan tidak mau menjadi robot. Chairil menanggalkan masa lalunya dengan mulai berpenampilan biasa. Yang tadinya selalu rapi dengan kemeja dan jas, kini Chairil mulai memakai jins belel, kaos oblong dan sepatu kets.
Chairil yang baru muncul untuk Mutiara. namun gadis itu tidak ditemui di kampus. Intan mengatakan sudah seminggu Mutiara tidak pernah datang ke kampus. Chairil berusaha menelpon ponsel Mutiara namun tidak aktif.
Chairil akhirnya datang pertama kalinya ke rumah Mutiara yang tinggal dengan Neneknya. Rumah itu sepi sehingga Chairil mulai panik. Dari seorang tetangga, Chairil akhirnya tahu bahwa Mutiara baru masuk rumah sakit. ia langsung bergegas pergi ke tempat tersebut.
Disana, Chairil bertemu nenek Mutiara yang memintanya tidak mengganggu sang cucu untuk sementara waktu. Dari sang nenek akhirnya diketahui bahwa Mutiara sebenarnya mengidap kanker stadium lanjut. Penyakit itu sudah satu tahun diidap namun Mutiara tidak pernah serius berobat, karena yang dipikirkan hanya bagaimana membuat dirinya berguna dan bisa menyelesaikan skripsi.
Cerita nenek Mutiara membuat Chairil nyaris tidak percaya, ia semakin mencintai Mutiara yang ternyata seorang yang tegar. Ketika berhasil bertemu, Chairil Sempat kaget ketika Mutiara meminta untuk dibawa pulang ke rumah dengan digendong. Permintaan aneh itu sempat ditolak, tapi rupanya Mutiara merasa bahwa penyakitnya terlalu berat untuk disembuhkan.
Sang nenek juga tidak menghalangi Mutiara ingin pulang, dan Chairil menggendong Mutiara pulang ke rumah. Saat itulah pertama kalinya Chairil menangis, namun Mutiara memarahinya karena menganggap dirinya tidak pantas mendapat tangisan Chairil.
Tapi Chairil tidak peduli, ia mengatakan kalau akhirnya sudah menemukan dirinya sendiri dan arti hidup setelah bertemu dengan Mutiara. Jadi seandainya dibilang cengeng sekalipun,Chairil tidak peduli.
Chairil memutuskan untuk merawat sendiri Mutiara di rumahnya. Siang dan malam Mutiara terus ditunggui hingga gadis itu meminta Chairil duduk dan menungguinya saja untuk mendengarkan puisi yang dibuat untuk Chairil. Saat menyelesaikan puisinya itu, Mutiara kemudian meninggal
-*the end*-
tak ada kata yg terindah selain bualan,tak ada yg nyata selain khayalan tapi itu bukan cara seorang seniman bagiku yg terindah adl menyapa salam sapa kepada anda semua karananya saya ucapkan "selamat datang di blog saya"
arti seni bagiku
bagiku
"seni adl ungkapan yg di tuangkan dlm lisan dan tulisan''
pd blog-ku ini kebanyakan mengusung tema ttg seni jd perhatikan gaya seni aku
KARENA INILAH AKU DAN HIDUPKU
"seni adl ungkapan yg di tuangkan dlm lisan dan tulisan''
pd blog-ku ini kebanyakan mengusung tema ttg seni jd perhatikan gaya seni aku
KARENA INILAH AKU DAN HIDUPKU
inilah aku dan hidupku

aa
world cloc'k
tepat waktu adl perilaku orang beriman
a
DAILY DATE
Mengenai Saya

- h1rosh1nam1kaze=3wibowo
- pemalang, jateng, Indonesia
- gapailah impian dg angan, jalani hidup dg pandangan kedepan, tetap semangat untuk mjd seorang kage yg sesungguhnya
Arsip Blog
cari alamat blog
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
a bugs life
Penduduk negeri semut selalu mencari makan secara bergotong royong. Tetapi, makanan yang dikumpulkan dengan susah payah ini, sering dijarah oleh gerombolan belalang yang dipimpin Hopper. Karena kecil dan lemah, mereka juga ditindas dan dipaksa menyediakan makanan untuk para belalang tamak tersebut.Salah seorang warga semut bernama Flik, pergi untuk menghadapi Hopper. Tapi yang dibawa pulang Flik hanyalah kutu-kutu pemain sirkus yang dikira prajurit perang. Lalu, Flik punya ide baru yaitu membuat burung tiruan untuk menakut-nakuti gerombolan belalang. Namun rencana gagal karena P.T.Flea, si pemimpin sirkus tiba-tiba datang. Masyarakat semut marah besar setelah tahu hal tersebut. Flik dan kutu-kutu itu pun diusir. Atas permintaan Putri Dot, Flik kembali lagi ke negeri asalnya. Flik meneruskan pembuatan burung tiruan itu. Ketika diterbangkan, gerombolan belalang itu lari kocar-kacir ketakutan. Namun, masalah terjadi karena burung tiruan itu jatuh. Hopper pun sadar bahwa dirinya telah dibohongi. Hopper pun bertambah marah. Flik spun memberanikan diri untuk menantang Hopper. Keberanian Flik ternyata menyadarkan masyarakat semut untuk bersatu melawan gerombolan belalang. Dengan cerdik, Flik memancing Hopper ke arah sarang burung. Hopper yang sedang marah pun tak sadar didekatnya ada burung yang siap menyantapnya. Hopper pun habis dimakan burung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar